Jatah BBM Subsidi Menipis, BPH Migas: Naikkan Harga BBM

Jakarta -PT Pertamina (Persero) memperkirakan jatah bahan bakar minyak (BBM) subsidi tahun ini sebesar 46 juta kiloliter (KL) akan jebol sebanyak 1,61 juta kiloliter (KL). Agar kuota tak jebol, salah satu langkah yang paling baik adalah dengan menaikkan harga BBM subsidi.

"Harusnya kuota BBM subsidi tidak boleh jebol, harus cukup dari 1 Januari-31 Desember 2014. Pertamina harus jitu dalam manajemen distribusi BBM subsidi agar cukup," ujar Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng kepada detikFinance, Sabtu (25/10/2014).


Namun, jika melihat realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga akhir September mencapai 34,9 juta kiloliter atau naik 1,7% dibandingkan dengan realisasi penyaluran pada periode yang sama tahun lalu, serta berdasarkan data realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 30 September 2014, Premium telah tersalurkan sebanyak 22,24 juta KL atau naik tipis 1,9% dibandingkan kuartal III 2013. Adapun, realisasi penyaluran Solar pada periode tersebut telah mencapai 11,94 juta KL atau tumbuh 3,9%.


Diperkirakan jatah BBM subsidi akan habis jauh sebelum 31 Desember 2014. Kalaupun tetap digelontorkan sampai akhir tahun, kuota BBM subsidi jebol 1,61 juta KL.


"Kalau pembatasan-pembatasan lagi belum cukup banyak mengerem konsumsi BBM. Baiknya dan bagusnya jika harga BBM subsidi segera dinaikkan," katanya.


Dengan menaikan harga BBM, Andy juga meyakini tindakan penyelewengan seperti penimbunan akan berkurang. Pasalnya jika harga BBM naik, maka disparitas harga BBM subsidi dengan yang non subsidi tidak berbeda jauh.


"Kalau harga BBM subsidi naik, disparitas harga mengecil sehingga penimbunan BBM semakin jarang terjadi, anggaran subsidi BBM bisa dihemat, dan banyak lagi segi positif yang lain," tutupnya.


(rrd/wij)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!