Buruh Minta Uang Pijat Sampai Uang Kondangan, Pengusaha: Nggak Realistis!

Jakarta -Para pengusaha DKI Jakarta menganggap tuntutan para serikat pekerja/buruh meminta uang pijat refleksi sampai uang kondangan, tidak realistis semua.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan, pihaknya hanya mengakomodasi tuntutan permintaan buruh yang ingin merevisi 5 item komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yaitu susu bubuk, pasta gigi, shampo, kopi dan deterjen.


"Kalau uang kondangan, uang pijat saya anggap semua itu tidak wajar dan tidak realistis. Kami hanya setuju atas perbaikan 5 item KHL itu, asal dengan catatan jangan diubah lagi," kata Sarman kepada detikFinance, Sabtu (25/10/2014).


Seperti permintaan daging sapi oleh buruh. Buruh menganggap nilai hasil survei Rp 47.775/bulan terlalu kecil. Nilai daging yang ada saat ini adalah hasil bagi antara daging sapi Rp 95.167/kg dan daging ayam Rp 32.233/kg dikalikan dengan kebutuhan hidup buruh 0,75 gram per bulan. Tidak hanya daging, buruh juga menuntut perbaikan makanan lainnya seperti ikan segar, buah-buahan, hingga sayuran


"Sekarang yang jadi pertanyaan, apa buruh mau makan daging sapi terus, atau tidak mau makan daging ayam supaya harganya tinggi. Kita pengusaha nggak bisa diakal-akalin juga, itu semua tidak realistis," imbuhnya.


Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) No 13/2012, ketentuan nilai item KHL dihitung secara variabel. Jika ingin mengganti variabel harus ada rapat yang alot antara dewan pengupahan buruh, pengusaha dan pemerintah terkait Permenakertrans No 13/2012.


"Variabel itu sudah diatur semua di dalam Permen (Peraturan Menteri). Kalau mau sayur ini dan ini bisa saja asal Permennya diubah," tegassnya.


(wij/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!