Gara-gara Mengandung Unsur Kimia, Jamu RI Ditolak Masuk Brunei

Jakarta -Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengungkapkan banyak jamu Indonesia yang ditolak masuk ke negara lain. Salah satu negara yang menolak adalah Brunei Darussalam, dengan alasan jamu Indonesia mengandung unsur kimia.

"Kita pisahkan jamu kimia dan jamu tradisional. Karena jamu kimia, Brunei menolak dan negara lain menolak jamu kita," kata Gobel di kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Jumat (19/12/2014).


Penggunaan unsur kimia dalam ramuan jamu sangat disayangkan Gobel. Menurut Gobel, Indonesia mempunyai spesies bahan baku alami jamu terbesar kedua di dunia setelah Brasil.


Menurut Gobel, dari 3.000 spesies bahan baku jamu di dunia, 940 spesies ada di Indonesia dan digunakan bahan baku jamu tradisional. "Untuk itulah kita bangun industri jamu yang sehat," katanya.


Di tempat yang sama, Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) Putri K Wardani mengungkapkan, banyak industri jamu di dalam negeri yang mencampurkan unsur kimia dalam racikan jamu. Penggunaan unsur kimia dilakukan agar efek jamu bisa dirasakan langsung oleh konsumen.


"Jangan memasukan kimia, ini banyak dimasukkan indutri jamu yang tidak bertanggung jawab. Memang cepat manjur kalau dimasukkan unsur kimia, tetapi ini berbahaya," tegasnya.


Ia berpesan kepada masyarakat agar cermat memilih jamu sebelum membeli. Masyarakat diminta teliti melihat bahan racikan jamu dan perusahaan pembuat jamu. Jamu yang baik adalah jamu tradisional yang tidak terdapat unsur kimia di dalamnya.


"Jamu asli dengan ramuan alami tidak berbahaya. Masyarakat harus tegas untuk memilih," tuturnya.


(wij/hds)