Woori Korindo Securities: IHSG Ada Tren Kenaikan

Jakarta -Woori Korindo Securities

Pasca dirilisnya pemberitaan terkait hasil rapat FOMC The Fed yang belum mensinyalkan akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, membuat laju bursa saham AS bergerak di zona hijau dan berimbas pada laju IHSG yang terkena sentimen positifnya. Pelaku pasar tentunya kembali melakukan aksi beli terhadap saham-saham yang sebelumnya masih dinilai cukup rendah dibandingkan penurunan tajam sebelumnya. Saham-saham big caps kembali menjadi perburuan pelaku pasar dan kembali dalam jajaran top gainer. Meski laju bursa saham Asia cenderung variatif dan aksi jual asing kembali meningkat namun, berlanjutnya penguatan Rupiah cukup mampu mempertahankan IHSG di zona hijau. Bahkan sempat hampir menutup utang gap 5069-5094 meski lonjakan tersebut kembali meninggalkan utang gap 5059-5076. Adapun transaksi asing tercatat nett sell (dari net sell Rp 54,5 miliar menjadi net sell Rp 808,69 miliar).

Laju nilai tukar Rupiah bergerak sesuai perkiraan kami sebelumnya dimana sementara ini, masih adanya spekulasi akan adanya intervensi tambahan dari BI cukup dapat menenangkan pelemahan Rupiah sehingga kami perkirakan masih ada ruang bagi Rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya. Tampaknya hasil rapat FOMC yang memberikan sinyal belum akan dinaikannya suku bunga The Fed memberikan angin segar bagi Rupiah untuk dapat melanjutkan penguatannya. Meski Yuan dan Won melemah namun, tidak menghalangi Rupiah untuk dapat bergerak positif seiring adanya sentimen positif tambahan dari penguatan Poundsterling dan pernyataan BI yang dinilai cukup positif di mana memberikan sinyal kepastian level yang akan dijaga, yaitu di level Rp 11.900 – 12.300. Laju Rupiah berada di atas target level resisten 12.690. Dengan pernyataan BI yang dinilai cukup positif tersebut memberikan sentimen yang positif pada laju Rupiah dan diharapkan masih ada ruang bagi Rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya. Rp 12.580-12.540 (kurs tengah BI).


Hasil rapat The Fed turut memberikan angin segar pada laju bursa saham Asia. Hampir mayoritas menguat merespon hasil keputusan tersebut. Selain itu, melemahnya Yen turut memberikan sentimen positif. Akan tetapi, laju bursa saham China berbalik melemah seiring meningkatnya rate di pasar uang, turunnya indeks harga rumah yang menimbulkan penilaian turunnya permintaan di sektor properti, dan kekhawatiran akan adanya IPO bernilai sangat besar sehingga dapat menarik dana-dana di saham-saham lainnya.


Laju bursa saham Eropa mampu berbalik menguat seiring respon pelaku pasar terhadap hasil rapat FOMC dan rapat BoE yang masih melanjutkan pelonggaran moneternya. Di sisi lain, meningkatnya IFO business climate Jerman yang diikuti dengan kenaikan IFO expectations dan IFO current conditions-nya serta sentimen positif dari kenaikan retail sales Inggris dan construction output Zona Euro memberikan angin segar tambahan bagi laju bursa saham Eropa.


Pasca dirilisnya hasil pertemuan The Fed, kali ini laju bursa saham AS dapat melanjutkan penguatannya dengan asumsi rilis initial jobless claims dapat lebih rendah yang juga diikuti dengan perkiraan akan kenaikan market services PMI, CB leading index, dan Philadelphia Fed manufacturing index.


Pada perdagangan Jumat (19/12) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5070-5090 dan resisten 5120-5138. White marubozu berada di atas area lower bollinger band (LBB ). MACD mulai berkurang pelemahannya dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R mulai berbalik naik. Laju IHSG dapat melampaui area target resisten (5055-5068) dan mampu bertahan di atas target support (5014-5022). Kenaikan yang terjadi nyaris menutup utang gap 5069-5094 meski kembali meninggalkan utang gap 5059-5076 dan masih adanya utang gap di 5126-5150 yang belum tertutupi. Tampaknya pelaku pasar masih memanfaatkan mulai adanya tren kenaikan. Sepanjang tidak dimanfaatkan untuk selloff maka laju IHSG dapat berpotensi menguat kembali.


(ang/ang)