Menteri Susi: Garam Kita Impor, Masak Nelayan Juga Impor

Jakarta -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali menyindir soal Indonesia yang masih bergantung garam impor. Sebagai negara yang punya garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia harusnya tak mengimpor garam. Bahkan banyak kapal-kapal yang beroperasi di Indonesia masih memakai tenaga asing alias impor.

"Panjang pantai kita nomor dua terbesar di dunia masa garam saja harus impor," sindir Susi saat berdiskusi dengan media di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (18/12/2014).


Susi menilai impor garam justru mematikan petani garam lokal. Ditambah lagi kegiatan impor garam rutin dilakukan setiap tahun akan menggerus devisa negara.


"Apalagi di saat nilai dolar mahal seperti saat ini. Devisa negara terus tergerus," imbuhnya.


Susi optimistis Indonesia bisa berswasembada garam. Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang membuat roadmap garam nasional di 2015.


"Kita minta stop impor garam," tegas Susi.


Sementara itu, di sisi lain Susi juga menyindir masih banyaknya kapal berbendera Indonesia yang masih menggunakan anak buah kapal (ABK) asing. Penggunaan ABK asing pada kapal berbedera Indonesia tidak dibenarkan.


"Minyak kita importir tetap, garam juga impor, masak nelayan kita impor. Nangkap ikan masa suruh orang luar. Kebanggaan kita sebagai bangsa dimana," kata Susi.


(wij/hen)