Titik Keseimbangan Baru Dolar Ada di Rp 12.000-an

Jakarta -Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan masyarakat harus bersiap-siap dengan keseimbangan ekonomi baru. Masyarakat sepertinya harus mulai terbiasa dengan dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 12.000.

"Kita harus siap dengan equlibrium baru, yaitu dolar dengan level Rp 12.000-an," ungkap Bambang dalam pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Jumat (19/12/2014).


Namun, lanjut Bambang, titik keseimbangan baru tersebut akan terjaga bila tidak ada krisis keuangan global dalam beberapa tahun ke depan. Begitu pun dengan kebijakan di negara maju yang bisa menyebabkan gejolak terhadap negara lain.


"Ini dengan catatan tidak ada krisis global atau gejolak yang begitu besar," sebutnya.


Bambang mengatakan, kondisi nilai tukar beberapa waktu terakhir adalah gambaran awal sebelum adanya kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed. Diharapkan ketika suku bunga di AS sudah naik, pengaruh terhadap rupiah tidak terlalu besar.


"Saya kok melihat rupiah sekarang adalah sudah sebagian posisi priced in, jadi posisi awal yang diambil pedagang mata uang asing. Artinya kalau benar-benar interest rate naik, kemungkinan pelemahan tidak seperti yang dibayangkan," terangnya.


Untuk menjaga rupiah, tambah Bambang, Indonesia harus memperbaiki transaksi berjalan (current account). Defisit transaksi berjalan sebaiknya dikendalikan dalam kisaran 2,5-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).


"Untuk negara seperti Indonesia, current account deficit dengan kisaran 2,5-3% itu sudah cukup bagus," ujar Bambang.


(mkl/hds)