Kurangi Impor Pakan Ikan, Ini yang Dilakukan Kementerian Susi

Jakarta -Sebagian besar kebutuhan pakan ikan budidaya dalam negeri seperti ikan lele, gurame, dan mujair masih harus impor. Jumlah importasi pakan ikan juga cukup besar, yaitu mencapai 60.200 ton dengan nilai US$ 74 juta di 2013.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) punya cara terbaru menekan impor pakan ikan. Salah satunya adalah, penggunaan Azolla sp atau tumbuhan paku air, yang mudah tumbuh di sawah dan dibudidayakan di perairan Indonesia.


"Sebagai contoh adalah penggunaan Azolla sp, salah satu tanaman air yang mudah tumbuh dan dibudidayakan," ungkap Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto kepada detikFinance, Sabtu (20/12/2014).


Slamet mengatakan, dalam beberapa hasil penelitian menyebutkan, Azolla memiliki kandungan protein cukup tinggi, sehingga memiliki peluang untuk digunakan sebagai subsitusi pakan ikan impor. Lebih detil ia menjelaskan, kandungan gizi Azolla cukup menjanjikan. Kandungan protein misalnya mencapai 31,25%, lemak 7,5%, karbohidrat 6,5%, gula terlarut 3,5%, dan serat kasar 13%.


Bahkan di beberapa daerah sebut saja Desa Lambong, Banda Aceh, Azolla adalah makanan pokok ikan budidaya seperti nila, lele, maupun gurame. Ia menambahkan dengan penggunaan Azolla ini, biaya produksi pakan ikan petambak bisa ditekan hingga 40%.


"Komponen biaya terbesar dalam usaha budidaya ikan adalah pakan ikan itu 70-80% dari total biaya produksi. Dengan cara ini biaya produksi berhasil ditekan menjadi hanya 30%," katanya.


Kemudian Slamet mengklaim, penggunaan pakan ikan ganggang biru bisa mempercepat pertumbuhan dari ikan budidaya. Sehingga petambak bisa jauh lebih cepat memanen ikan budidaya dibandingkan penggunaan pakan ikan impor.


"Pemanfaatan lahan rawa untuk budidaya lele dengan didukung penggunakan Azolla sebagai pakan tambahan mampu meningkatkan produktivitas," jelasnya.


(wij/dnl)