Dalam APBN 2015 yang disusun kala pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, harga minyak mentah Indonesia atau ICP diasumsikan US$ 105/barel. Namun dalam rancangan APBN-P 2015 yang diserahkan ke DPR akhir pekan lalu, asumsi ICP ditetapkan US$ 70/barel.
"Kami perkirakan harga minyak tetap akan rendah setahun ini," tutur Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, kala berkunjung ke kantor detik.com, akhir pekan lalu.
Penurunan harga minyak, lanjut Bambang, berakibat pada anjloknya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor migas. Dengan asumsi ICP di US$ 70/barel, maka diperkirakan PNBP Migas turun sampai Rp 130 triliun.
"Penerimaan migas dengan asumsi US$ 70/barel itu turunnya sudah Rp 130 triliun. Sangat besar," kata Bambang.
Dalam APBN 2015, penerimaan migas diperkirakan Rp 224,2 triliun yang meliputi minyak sebesar Rp 170,3 triliun dan gas Rp 53,9 triliun. Itu dengan asumsi ICP sebesar US$ 105 per barel.
"Sekarang harga minyak rendah. Bahkan sempat sampai kepala US$ 40/barel," ujarnya.
(mkl/hds)