"Bank sentral negara-negara lain juga kebijakan rate, seperti India. BI mungkin melihat itu sebagai tren yang juga harus dijalankan di Indonesia, langkah BI ini tepat dengan melihat kondisi dunia. Tapi tentunya kita harus jaga stabilitas makro," kata Bambang di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
Bambang menilai, pertimbangan utama BI menurunkan suku bunga adalah proyeksi inflasi. Ke depan, inflasi sepertinya akan terkendali bahkan bukan tidak mungkin terjadi deflasi seperti pada Januari 2015.
"Tekanan inflasi tidak setinggi dulu lagi. Ada kecenderungan inflasi rendah, bahkan deflasi," tuturnya.
Menurut Bambang, penurunan BI Rate akan membantu sektor riil karena akan memicu kenaikan kredit. Ujungnya adalah investasi akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.
"Pertumbuhan kredit mudah-mudahan bisa naik sehingga harapan kita investasi tumbuh, dari swasta juga bisa muncul. Semangat untuk bersama-sama tumbuh. Investasi akan menjadi yang paling penting di 2015 ini," ucap Bambang.
(hds/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com