Sejumlah jurnalis bersama rombongan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian berkesempatan menyambangi Kebun Gambung pada Selasa (24/3/2015).
"Pusat penelitan teh di tempat ini terbesar di Asia Tenggara," ujar Karyudi selaku Direktur PPTK Gambung.
PPTK Gambung berkibar sejak 10 Januari 1973. Lembaga penelitian tersebut kini dikelola PT Riset Perkebunan Nusantara. PPTK melaksanakan riset serta pengembangan teknologi perkebunan teh dan kina berkelas dunia.
"Kalau penelitian kina, kami sekarang satu-satunya lembaga penelitian di dunia. Kalau yang lain sudah bertumbangan. Maka itu, kina harus kita lestarikan," tutur Karyudi yang merupakan lulusan S3 University of Queensland Australia (Bidang keahlian Agricultural Science) dan jebolan S1 Institut Pertanian Bogor (Bidang Keahlian Agronomi).
Kebun Gambung memiliki lahan seluas sekitar 600 hektar, yang mayoritas perkebunan teh seri Gambung dan sisanya hutan alami. Gambung termasuk daerah penghasil klon teh assamika dan sinensis seri Gambung.
Selama ini daun teh terbaik khas Gambung diolah menjadi teh hijau, hitam, dan putih, yang disajikan dengan ragam produk bermutu. "Hasil produk teh Gambung terdiri beberapa varian rasa dan kemasan. Antara lain kemasan kaleng, pack dan celup," kata Karyudi.Next
(bbn/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com