Pemerintah Happy Banyak Smelter Beroperasi Tahun Ini

Jakarta -Tahun ini pemerintah memastikan akan ada 6 fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter yang beroperasi, terutama dari smelter nikel.

"Jadi saya melaporkan 2015 ini ada 6 tambahan yang selesai untuk nikel, di samping 2 yang sudah ada jadi total 8 smelter nikel beroperasi," ungkap Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar saat ditemui di Gedung Menko Perekonomian, Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (30/3/2015).


6 smelter tambahan yang siap beroperasi tahun ini adalah:



  1. Antam Komala yang akan menambah produksi veronikel sebesar 10.000 ton dan akan beroperasi awal Oktober 2015,

  2. Bintang Delapan yang akan memproduksi 300.000 Nickel Pig Iron (NPI), operasi di awal April 2015,

  3. GB Industri Nikel produksi nikel murni sebanyak 6.000 ton, operasi awal April 2015,

  4. Mining Nusantara dengan produksi NPI sebanyak 21.000 ton,

  5. Macika Mineral Industry dengan produksi 53.000 ton NPI,

  6. Karyatama Konawe Utara dengan produski NPI sebesar 50.000 ton.


"Yang sudah ada dua itu adalah Indofero dan Cahaya Modern. Tambahan yang 6 itu Bintang Delapan sebenarnya tanggal 2 April 2015 ini akan diresmikan. Kapasitasitas 300.000 NPI itu salah satu varian smelting bijih nikel," kata Sukhyar.

Sukhyar juga mengatakan, tahun depan, masih ada tambahan 12 smelter nikel yang siap beroperasi. Jadi hitungannya dari 2015 hingga 2016 ada 18 smelter nikel yang siap beroperasi, dari 35 proposal smelter nikel yang diajukan ke pemerintah. Hal itu yang membuat Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil senang.


"Kalau laporan atau respon Menko saya kira happy dengan kemajuan terutama nikel. Yang lain perlu menunggu waktu menjadi nilai tambah terwujud," tuturnya.


Sementara itu progres pembangunan smelter pengolahan bijih tambang lainnya masih dalam progres. Seperti smelter bauksit Harita yang kemajuan pembangunannya baru 49%, Aneka Tambang belum ada kemajuan. Indo Kapuas sudah 20% serta Bintan Alumina sudah mendirikan infrastruktur namun konstruksinya belum jalan. Sementara hal yang sama juga terjadi pada smelter progres pembangunan smelter pasir besi seperti Silo Sumber Suryadharma Lima, Mega Top, menyusul Yuan Mining, Adhiguna, Quantum, dan Sumber Mas,


Dengan capaian ini, pemerintah optimis nilai ekspor produk tambang akan meningkat dan puncaknya terjadi pada 2016. Di 2013 ekspor produk tambang dalam bentuk ore mencapai US$ 15,1 miliar sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi US$ 17 miliar karena ore telah diolah menjadi produk jadi di smelter.


"Jadi gini ini perlu diketauhi juga kita produksi produk nikel baik NPI maupun produk murni produksinya berlebihan menghantam Indonesia juga. sekarang kita lagi berbunga-bunga. Sekarang lagi bagus jangan sekarang dimatikan mereka. Itu kan tidak mudah mengundang investasi di kita," jelas Sukhyar.


(wij/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com