BUMN Didorong Dukung Tol Laut Jokowi, Menteri Rini: Investasinya Rp 109 T

Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memberi gambaran peran perusahaan pelat merah dalam menekan biaya logistik nasional. Caranya adalah dengan berkontribusi dalam program Tol Laut yang menjadi andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tol Laut adalah pelayaran berjadwal dengan kapal-kapal besar dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, keberadaan Tol Laut membutuhkan pelabuhan-pelabuhan laut dalam (deep sea port).


"Kita punya 4 perusahaan pelabuhan. Kita dorong Pelindo I-IV sinergi untuk menciptakan konektivitas menyeluruh dari Belawan sampai Sorong. Serta kembangkan 19 pelabuhan feeder antara tahun 2014-2019. Investasinya Rp 109 triliun," kata Rini saat rapat kerja di ruang Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/4/2015).


Rini menambahkan, BUMN perkapalan seperti PT PAL (Persero) juga didorong memproduksi kapal-kapal angkutan barang di dalam negeri. Ukuran kapal juga dinaikkan untuk mendukung kebutuhan mengangkut barang secara berjadwal.


"Galangan kapal dimiliki beberapa BUMN yakni PAL, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya ( Persero ), PT Industri Kapal Indonesia (Persero). Mereka dapat PMN. Kita harapkan kapaitas saat ini yang 107.000 DWT dengan produk kapal maksimal 20.000 DWT dinaikkan jadi 700.0000 DWT. Kemudian dari mempekerjakan 2.400 orang jadi 15.000 orang. Ke depan ada kebutuhan tambahan PMN untuk bangun dan reparasi kapal," jelasnya.


Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin menjelaskan pihaknya akan memberikan beberapa insentif pajak dan regulasi untuk mendukung industri perkapalan dalam negeri.


"Ada Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM DTP) untuk impor komponen. Kemudian fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) untuk penanaman modal di bidang usaha tertentu," ucapnya.


Dari insentif tersebut, pemerintah menargetkan kapasitas dan kemampuan memproduksi kapal dan komponen kapal bisa meningkat.


"Sebagian besar galangan kapal nasional masuk katogri kecil dan menengah. Pembangunan teknis ke depan bisa untuk kapal di atas 50.000 DWT," ujar Saleh.


(feb/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com