Bermodal Kecil, Bank-bank Nasional Sulit Akuisisi ke Luar Negeri

Jakarta - Langkah DBS, Maybank dan bank asing lainnya yang tumbuh pesat dan mampu mengakuisisi bank-bank di dalam negeri belum bisa diikuti oleh bank-bank nasional. Selama ini modal bank-bank nasional relatif kecil untuk tumbuh secara non organik melalui akuisisi.

"Bank-bank asing itu bisa besar karena juga aktif mengakuisisi bank-bank di negara lain salah satunya seperti di Indonesia," kata Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono ketika ditemui di Gedung DPR, Selasa (26/2/2013).


Menurut Sigit, bank-bank asing tersebut mampu mengakusisi bank di negara lain karena memiliki aset dan permodalan yang besar. "Bank asing tersebut bisa akusisi karena mereka punya modal yang sangat besar," ucapnya.


Bagaimana dengan bank nasional, mampu akusisi bank di luar negeri kah?


"Sulit, karena persyaratan di luar negeri misal di Singapura dan Malaysia banyak dan cukup berat, salah satunya modalnya harus besar, jadi masalah karena modal bank nasional kita sedikit," ungkap Sigit.


Menurut Sigit, jangankan untuk mengakusisi bank di luar negeri, untuk membuka cabang bank nasional di luar negeri juga sulit. "Banyak-kan bank-bank nasional kita mengeluh buka cabang di luar negeri,"katanya.


Bagi Sigit, yang perlu diperhatikan juga, bagaimana bank-bank nasional ini menjaga pasar perbankan di dalam negeri.


"Jangan sampai kita menjadi tamu di negeri sendiri akibat makin banyaknya bank-bank asing masuk ke Indonesia dan mengakuisisi satu persatu bank dalam negeri. Untuk itu diperlukan suatu bank nasional yang besar," ujar Sigit.


Untuk itu Perbanas menyarankan dan menggugah DPR agar memikirkan bagaimana caranya Indonesia bisa memiliki bank nasional yang besar.


"DPR mempunyai kewenangan untuk itu, khususnya terhadap bank-bank plat merah, apakah melebur bank-bank nasional menjadi satu agar jadi besar atau membentuk dari awal namun dengan modal yang besar. Kalau merger bank nasional kita sudah pernah melakukannya dan cukup berhasil yakni Bank Mandiri," kata Sigit.


(rrd/hen)