Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan, penerbitan obligasi tersebut dilakukan untuk menambah likuiditas pendanaan perseroan tahun ini. Rencananya, kata Pahala, targetkan kredit infrastruktur itu antara 2 hingga 3 tahun ke depan sekitar Rp 50 triliun.
"Mengenai kepastian angka penerbitan obligasi baru bisa diperoleh pada akhir triwulan satu atau awal triwulan dua. Limit kredit infrastruktur antara 2 hingga 3 tahun ke depan sekitar Rp 50 triliun, jadi ini untuk kebutuhan jangka panjang," ujar Pahala usai acara konferensi pers perseroan, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (26/2/13).
Di tempat yang sama, Direktur Treasury, Financial Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah mempelajari kondisi market untuk penerbitan obligasi tersebut.
"Kita lagi mempelajari. market-nya sekarang mungkin bagus, tapi lihat situasi dulu. Dari sisi kebutuhan tenor, jangka waktu masih lihat. Akhir kuartal satu dan awal kuartal dua," katanya.
Diharapkan, kata dia, penerbitan obligasi tersebut mampu mendukung ekspansi kredit. Hal itu terkait dengan rencana perseroan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan kredit hingga 20-22% di tahun ini.
"Untuk likuiditas kita masih cukup, tapi ini untuk pendanaan jangka menengah dan panjang, Ini peluang untuk memperkuat likuiditas kita," tandasnya.
(ang/ang)
