Pengusaha Minta Pelindo II Bijak, Tak Kuasai Bisnis di Pelabuhan

Jakarta - Ratusan pengusaha dan asosiasi jasa kepelabuhan hari ini melakukan mogok beroperasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pengusaha mendesak BUMN PT Pelindo II agar tidak rakus menguasai seluruh usaha di pelabuhan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, sejatinya, Pelindo II bisa memberikan kesempatan terhadap para pengusaha swasta. Pelindo II tak boleh menguasai seluruh lini bisnis jasa kepelabuhan melalui anak-anak usahanya.


"Pelindo harus bijak. Bidang usaha itu seharusnya tidak diambil dan dikerjakan oleh Pelindo, harusnya ada pembagian yang proporsional," kata Sarman kepada detikFinance, Senin (3/6/2012).


Dikatakan Sarman, kesempatan bisnis ini seharusnya tidak selalu diambil alih oleh Pelindo II, karena sudah ada pengusaha yang bergerak di bidang tersebut. Lain halnya jika belum ada bisnis yang digeluti pengusaha swasta.


"Seharusnya nggak diambil oleh Pelindo. Kecuali jika belum ada yang kerjakan boleh bisa," katanya.


Dengan adanya mogok dan pengehentian operasi ini, Sarman memastikan kerugian materil pasti akan terjadi. Dalam satu hari saja, ribuan kontainer hilir mudik di pelabuhan Tanjung Priok, bisa dibayangkan jika dalam satu hari tidak ada kegiatan ekspor impor.


"Proses jalnnya transportasi di Tanjung Priok itu jadi stagnan. Berarti keluar arus barang itu pasti macet, itu melakukam kerugian. Itu sehari berapa puluh ribu puluhan masuk kontainer. Itu kerugian bagi importir maupun eksportir. Kami sedang memonitor berapa kerugiannya," kata Sarman.


Seperti diketahui, kebijakan Pelindo II untuk mengembangkan anak usahanya dinilai mengarah pada monopoli jasa usaha pengguna kepelabuhan berimbas negatif pada perusahaan jasa swasta. Perusahaan mitra Pelindo terancam tutup, seperti sektor logistik, forwarder, bongkar muat, dan angkutan khusus pelabuhan (angsuspel).


(zul/hen)