Susu Lokal Berkualitas Rendah, Produsen Pilih Bahan Baku Impor

Jakarta - Kualitas susu para peternak sapi perah di Indonesia relatif masih rendah. Sehingga banyak industri pengolahan susu (IPS) di Indonesia mematok harga yang rendah dan lebih memilih impor susu.

Di Indonesia hanya ada beberapa IPS seperti Nestle, Sari Husada, Indomilk, Frisian Flag dan lainnya, namun seluruhnya lebih suka impor susu dari negara lain.


"Di Indonesia hanya ada IPS yang besar dan terkenal, namun IPS-IPS tersebut cenderung lebih suka impor dari pada membina susu lokal kita," ucap Wakil Menteri Pertanina Rusman Heriawan ketika ditemui detikFinance di Kantor Kementerian Pertanian akhir pekan lalu.


Rusman menuturkan dari 4-5 industri susu besar di Indonesia, 70% bahan baku susunya berasal dari impor. "4-5 industri susu yang sudah terkenal di Indonesia ini memang juga menyerap susu lokal tetapi jumlah impor susu mereka juga jauh lebih besar yakni sampai 70% umumnya impor dari Selandia Baru," ungkapnya.


Hal ini memang sulit dihindarkan karena industri-industri ini membutuhkan pasokan susu sangat banyak dan keberlanjutan pasokan yang pasti dengan kualitas yang bagus.


"Masalahnya produktivitas susu peternak kita masih sangat kecil belum lagi masalah kualitas yang tidak bagus, akibatnya harga susu dari peternak kita sangat rendah, bahkan industri ini lebih suka impor karena harga susu impor lebih kompetitif dan jaminan kualitasnya jauh lebih bagus," tutur Rusman.


Rusman mengakui hal ini sering menjadi masalah, disatu sisi peternak atau koperasi susu ingin harga susunya tinggi namun disisi lain indusri mau membayar tinggi asal kualitas susunya bagus.


"Kita akui karena susu sapi peternak dikelola secara kecil, asupan pakan dan vitaminnya kurang sehingga kualitas susunya juga kurang, hal inilah yang akan menjadi fokus kita untuk diselesaikan, Rabu ini rencananya kita akan melakukan pertemuan antara IPS-IPS dan koperasi serta peternak susu, mencari jalan terbaik," tandasnya.


(rrd/hen)