"Harga kedelai di tingkat distributor saat ini sudah Rp 9.200 per Kg, ke tingkat koperasi malah sudah mencapai Rp 9.500 per Kg. Jadi kami memilih stop produksi untuk sementara," kata salah satu perajin tempe di desa Kalisari, Sarikun kepada wartawan Senin (26/8/2013).
Menurutnya, akibat kenaikan kedelai tersebut, sejumlah pengepul kedelai di daerahnya pun juga tidak berani mengambil kedelai dari sejumlah distributor. "Pengepul kedelai juga tidak berani menyetok karena harganya mahal," ujarnya.
Selain tidak beroprasinya sejumlah perajin tempe dan tahu serta mahalnya kedelai yang berdampak pada mahalnya harga jual tempe menyebabkan sejumlah pedagang tempe di pasar Wage Purwokerto juga berhenti berjualan. Kalaupun ada yang berjualan, penjual terpaksa memangkas ukuran tempe yang dijualnya menjadi lebih kecil dengan harga yang sama.
"Sudah jarang yang jualan, habis harga kedelai mahal, untuk ukuran kecil saja dari Rp 800 menjadi Rp 1.000, itupun dibuat sangat tipis," kata Asih salah satu pedagang tempe.
(arb/hen)
