Konferensi Sawit Internasional Siap Digelar di Bali Awal 2014

Jakarta - Para pelaku usaha industri kelapa sawit dunia akan berdiskusi dan mencari solusi di International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE). Konferensi internasional ini akan digelar di Bali, Februari 2014 mendatang untuk keempat kalinya

Salah satu hal yang dibahas dalam konferensi itu adalah penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri sawit juga membuktikan crude palm oil (CPO) merupakan produk yang ramah lingkungan


Konferensi ini jadi sarana para pengusaha industri kelapa sawit, pemerintah Indonesia, LSM pemerhati lingkungan dan sosial, juga para peneliti untuk berbagi pengalaman, mencari solusi, dan juga sumber daya untuk mengatasi isu-isu terkait lingkungan dan sosial.


“Penerapan aspek-aspek berkelanjutan dalam operasional perkebunan telah diterapkan dan sedang dikembangkan oleh anggota GAPKI untuk membuktikan bahwa produk CPO dihasilkan dari sistem pengelolaan berkelanjutan,“ kata Ketua Bidang Sustainability, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Daud Dharsono, dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8/2013).


Menurutnya, upaya untuk membuktikan CPO jadi produk yang ramah lingkungan masih membutuhkan kerja keras. Hal ini, kata dia, memerlukan komitmen dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.


Usaha pemerintah menjadikan CPO sebagai produk ramah lingkungan belum berhasil di agenda APEC yang lalu. Maka dari itu, pemerintah pun memasukkan isu mengenai produk kelapa sawit menjadi agenda pembahasan utama dalam KTT APEC Oktober 2013 mendatang di Bali.


Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan pesat. Salah satu indikator terlihat sejak tahun 2006 Indonesia berhasil mengungguli Malaysia sebagai produsen Crude Palm Oil (CPO).


Perkembangan industri sawit meningkat sejalan dengan permintaan minyak nabati dunia, yang sangat dibutuhkan bagi industri makanan, makanan olahan, komplemen produk kesehatan, sanitasi, produk kecantikan, bahkan potensial untuk dikembangkan menjadi energi terbarukan di masa depan.


Selain itu industri kelapa sawit juga membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 4,9 juta warga Indonesia yang merupakan pekerja lapangan, angka tersebut belum termasuk jumlah pekerja di level manajemen.


(ang/hen)