Korsel Krisis Listrik, Kantor Pemerintah Diminta Matikan AC

Seoul - Korea Selatan (Korsel) mengalami kondisi krisis lstrik karena dua pembangkit listrik utamanya berhenti beroperasi pada hari ini. Kantor-kantor pemerintahan diminta untuk mematikan pendingin ruangan (AC).

Juru bicara perusahaan listrik negara yaitu Korea Power Exchange mengatakan, pembangkit listrik Dangjin III berkapasitas 500 ribu kilowatt mati karena gangguan mekanik, dan diperkirakan akan mati dalam sepekan ini.


Gangguan teknis juga terjadi pada pembangkit listrik di dekat wilayah Seocheon pagi ini. Meskipun pembangkit ini kembali beroperasi sejam setelah mati. Namun kapastias listriknya hanya setengah dari kapasitas normalnya 200 ribu kilowatt.


Kondisi darurat listrik ini bisa tambah parah karena adanya gangguan di sektor listrik tenaga nuklir.


"Kami menghadapi potensi krisis listrik yang parah. Kami mungkin akan melakukan pemadaman bergilir bila satu pembangkit listrik tidak beroperasi," ujar Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korsel Yoon Sang-Jick dikutip dari AFP, Senin (12/8/2013).


Yoon meminta pabrik-pabrik, rumah tangga, dan toko-toko untuk mengurangi konsumsi listriknya dalam 3 hari ke depan.


Terakhir kalinya pemerintah Korsel menghadapi kondisi krisis listrik seperti ini adalah di September 2011, setelah secara tak terduga konsumsi listrik negara ginseng ini naik tinggi, dan membuat cadangan listriknya turun ke tingkat terendah dalam satu dekade terakhir ini.


Bila cadangan listrik Korsel turun di bawah 2 juta kilowatt, maka ini akan memicu pemerintah meminta kantor-kantornya untuk mematikan AC, lampu, dan alat-alat yang kurang penting lainnya.


Di tengah kondisi ini, Yoon juga akan meminta kantor-kantor pemerintah untuk mematikan pemanas air, dan meminta pegawai untuk menggunakan tangga, sehingga penggunaan listrik untuk lift berkurang.


Selain itu, Yoon juga akan memperketat konsumsi listrik mal, dan berencana memberikan denda kepada mal yang menyalakan AC dengan temperatur di bawah 26 derajat celcius.


Saat ini kondisi industri nuklir di Korea Selatan memang tengah dalam krisis kecil yang berpotensi mematikan sejumlah reaktor. Negara ini memiliki 23 reaktor, dan 30%-nya digunakan untuk membangkitkan listrik. Namun 6 raktor saat ini berhenti beroperasi.


(dnl/hen)