Ini Gagasan Gubernur Soekarwo untuk Mengurangi Defisit Perdagangan

Surabaya - Masalah defisit neraca perdagangan dan melemahnya nilai tukar rupiah menjadi perhatian kepala daerah seperti Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Ia mengusulkan konsep perdagangan antar provinsi untuk menekan barang-barang impor yang tak penting dan sudah bisa dihasilkan di dalam negeri.

"Ke depan dalam rangka membangun kekurangan defisit ekspor impor kita, perlu dikembangkan perdagangan antar provinsi," kata Soekarwo di sela-sela acara Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama XIII di Hotel Shangri-La Surabaya, Selasa (8/10/2013).


Soekarwo menerangkan, banyak provinsi yang memiliki kelebihan produk yang tak kalah dengan produk impor. Produk tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan di daerah lainnya.


Seperti timah dari Bangka Belitung (Babel) yang bisa dapat memenuhi kebutuhan provinsi lain. Dengan kerjasama perdagangan antar daerah, juga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.


Ia mencontohkan, pada semester I-2013 impor Jawa Timur mencapai Rp 114 triliun. Sedangkan ekspornya hanya mencapai sekitar Rp 105 triliun, sehingga terjadi defisit Rp 8,8 triliun. Namun, dengan adanya perdagangan antar provinsi, Jawa Timur bisa mengalami surplus Rp 32 triliun.


"Kalau perdagangan antar provinsi ini dikembangkan di mitra praja utama, saya kira ada kemandirian yang kuat," terangnya.


Sementara itu, Mendgari Gamawan Fauzi menanggapi positif usulan dari Provinsi Jawa Timur. Bahkan, Mendagri menyarankan, agar hasil dari pertemuan Mitra Praja Utama ini disampaikan ke Presiden SBY hingga Menko Perkonomian Hatta Rajasa.


"Saya menyambut baik apa yang disampaikan Pak Gubernur (Soekarwo). Keputusan hari ini bisa menyurati ke Presiden. Minimal Menko Perekonomian dan ditembuskan ke Mendagri, supaya saya bicarakan ke menko pada rapat kabinet," ujar Gamawan.


Mendagri mengakui, neraca perdagangan lebih besar impor dari pada ekspor dan hal itu menjadi persoalan. Dengan adanya perdagangan antar daerah, diharapkan dapat mampu mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap dolar. "Kalau impor bisa dikurangi dari kerjasama perdagangan antar daerah, saya kira dolar bisa stabil," katanya.


(roi/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!