Padahal, Pelindo II tidak setuju dengan pembangunan proyek pelabuhan ini, dan mengancam akan menghentikan proyek pelabuhan Kalibaru (New Tanjung Priok) bila Pelabuhan Cilamaya dibangun.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, Pelindo tidak perlu khawatir dengan keberadaan pelabuhan Cilamaya, karena proyek tersebut untuk kepentingan jangka panjang, dan dalam rangka mengantisipasi arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Menurut Carmelita, Indonesia harus lebih siap dalam mengantisipasi pertumbuhan arus barang. "Jangan sampai seperti kejadian sekarang. Arus barang membludak, Priok tidak siap sehingga kongesti terjadi dan dwelling time memburuk," kata dia dalam jumpa pers di mal Pasific Place, Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Menurutnya, dari sisi strategi logistik nasional, pembangunan pelabuhan Cilamaya bisa menjadi salah satu penunjang logistik nasional, mengingat 70% arus barang yang sekarang melalui Pelabuhan Tanjung Priok akan bisa disalurkan ke Cilamaya, yang nantinya berdampak terhadap tarif dan kualitas pelayanan.
"Di negara lain, pelabuhan dibuat ada persaingan agar bisa menekan biaya logistik. Ini harus dilanjutkan," ujarnya.
Sebagai catatan, arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok selama tahun 2012 mencapai 6,445 juta TEUs, atau meningkat dibandingkan dengan 2011 sebanyak 5,918 juta TEUs, dan diperkirakan akan mengalami penambahan sebesar 1 juta TEUs per tahun.Next
(drk/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
