Dolar Sentuh Rp 12.015 Seperti Tahun 2009, Ini Tanggapan BI

Jakarta -Dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh level Rp 12.015. Bank Indonesia (BI) menilai ini akibat kebijakan pemerintah yang dinilai belum konkret diterima oleh pasar dan investor.

Terutama dalam penurunaan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang saat ini masih di atas 3%.


"Kita lagi dalam konteks perbaikan CAD kita di bawah 2,7%, itu yang diharapkan sekarang. Nah kalau market melihat policy ataupun itu adalah konkret, aku akan yakin rupiah akan positif," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (28/11/2013).


Salah satu kebijakan yang digagas pemerintah adalah pemanfaatan bahan bakar biofuel dengan tujuan mengurangi impor. Namun buktiya impor migas masih tetap tinggi sampai bulan terakhir.


Sementara itu pengaruh besar dari eksternal adalah rencana pengurangan stimulus oleh bank sentral AS The Fed yang dikhawatirkan terjadi dalam dua bulan kedepan.


"Sekarang menuju ke arah sana, tapi masih masih ada pengaruh dari tappering itu, ini kan menuju akhir tahun, dimana orang memprediksi tappering akan terjadi, itu terus terang market akan panik," sebutnya.


Difi menegaskan, BI tetap menjaga kestabilan rupiah berdasarkan pasar dan fundamental perekonomian Indonesia.


"Kita harapkan rupiah itu berdasarkan pasar dan fundamental ekonomi, dan tentunya stabil. Intervensi itu dilakukan, itu jika pasar berjelan satu arah. Kita tetap akan jaga dan kawal rupiah," pungkas Difi.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!