Dolar Tembus Rp 12.000, Harga Rumah akan Naik

Jakarta -Harga properti khususnya hunian di Indonesia terus mengalami kenaikan, tak terkecuali adanya faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp 12.000/US$. Alasannya harga bahan bangunan seperti besi akan ikut naik karena masih banyak besi seperti pipa, besi beton, dan baja lapis seng yang masih diimpor.

"Komponen seperti besi itu tidak bisa dihindarkan, sehingga akan naik. Kenaikan harga itu akan mendongkrak harga rumah, tetapi ada pengembang yang berhati-hati kenaikannya itu dilampiaskan ke pengurangan profit," ungkap Wakil Presiden Direktur PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Tanto Kurniawan di dalam seminar prospek pembiayaan properti di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2013)


Menurut Tanto diperlukan kejelian pengembang dalam menjaga pasar. Ada pengembang yang mencoba mengeluarkan inovasi baru, yang tentunya tidak menekan biaya operasional.


"Apakah itu kepada semua? pengembang saya rasa tidak, pengembang yag mempunyai rekam jejak yang panjang biasanya punya inovasi yang luar biasa. Jadi bagaimana mensiasati supaya penjualannya tidak turun," terangnya.


Akan tetapi banyak pengembang yang membangun usahanya secara praktis yaitu hanya mengandalkan penjualan, tanpa ada inovasi khusus. Sehingga pengembang ini akan lebih memilih menaikkan harga karena dampak pelemahan rupiah.


"Tapi kalau pengembang yang di bawah, kreativitasnya rendah itu biasanya terkena," pungkasnya.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!