Banyak pihak menganggap sikap Indonesia tidak menyatakan sikap keberpihakan terhadap India saat memperjuangkan kepentingan pertanian (agriculture) negara berkembang yang tertuang di dalam Proposal G33.
Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan ada alasan di balik sikap Indonesia di WTO.
"Kita kan Chair (tuan rumah) dan kita tidak bisa memperlihatkan keberpihakan kita walaupun di negosiasi pintu tertutup kita sangat tegas," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Menurut Iman, sikap diam Indonesia di dalam konferensi WTO adalah bagian dari strategi agar negara maju seperti Amerika Serikat (AS) melunak. Cara ini kemudian berhasil setelah AS akhirnya menyetujui proposal G33 yang diusulkan negara berkembang termasuk India dan Indonesia.
"Indonesia itu ketua G33 jangan salah loh, di Jenewa kita keras banget loh. Visi kita sama karena kita sebagai chair. kemudian ini adalah teknik negosiasi untuk tekanan itu meningkatkan tekanan kepada lawan," katanya.
Seperti Indonesia, India dan Amerika Serikat pun mempunyai beberapa strategi untuk melemahkan lawan di dalam sidang konferensi. Salah satunya adalah sikap Menteri Perdagangan dan Industri India Anand Sharma yang mengumpulkan semua media dan menyatakan perlawanan terhadap sikap Amerika Serikat.
"India bilang kepada media dan diam-diam delegasi mereka datang dan teriak-teriak di BNDCC I ini strategi menekan lawan. Sempat suatu saat Amerika tidak mau break, kelihatannya tidak mau ketemu kalau ada India. Sharma panik kok Amerika tidak mau ngomong. Ini strategi macam-macam. Kita bisa saja bersikap tegas. Ini bagian dari taktik saja," katanya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
