Siswono Pesimistis Australia Bantu RI Swasembada Daging

Jakarta -Anggota Komisi IV DPR-RI Siswono Yudohusodo pesimistis Australia dapat membantu Indonesia agar bisa swasembada daging sapi. Alasannya Indonesia adalah pasar terbesar Australia untuk produk ternak hidup.

"Kita menyadari betul importasi sapi dari Australia cukup besar. Jadi tidak mungkin Australia dengan sukarela mau memabantu kita dalam mewujudkan program swasembada daging. Bayangkan 60% pasar sapi terbesar Australia itu Indonesia jadi kita ini pasarnya Australia," kata Siswono kepada detikFinance, Rabu (11/12/2013).


Padahal pemerintah Indonesia telah mengambil ancang-ancang agar bisa menambah pasokan impor sapi betina dari Australia. Hal ini karena populasi sapi di dalam negeri terus berkurang.


"Kita butuh banyak sapi betina impor untuk pengembangan sapi di dalam negeri. Kalau dari Australia saja itu tidak cukup. Populasi sapi kita terus menurun dari 16 juta ekor menjadi hanya 14 juta ekor," imbuh mantan Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan era Orde Baru ini.


Menurut Siswono, jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah dengan mendatangkan sapi dari negara lain selain dari Australia dan Selandia Baru.


Rencana ini bisa berjalan mulus, karena DPR dan pemerintah sepakat merevisi terhadap UU Peternakan dan Kesehatan Hewan yang hanya membatasi sumber impor daging dan sapi dari negara bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) antaralain hanya Australia dan Selandia Baru.


Sejauh ini, Australia masih menjadi pemasok ternak sapi hidup terbesar di dunia. Tiap tahun Indonesia membeli rata-rata 500 ribu ekor sapi hidup dari Australia. Namun jumlah itu diyakini akan lebih besar tahun ini karena pemerintah Indonesia telah membebaskan kuota impor sapi hidup. Next


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!