Subsidi BBM Bengkak Rp 50 T Karena Dolar Tinggi, Wamenkeu: Itu Bisa Bangun 1 Bandara

Jakarta -Nilai dolar AS yang sempat tembus Rp 12.000 membuat anggaran pemerintah melonjak. Untuk subsidi BBM tahun ini, diperkirakan akan bengkak Rp 50 triliun, karena BBM diimpor. Padahal anggaran Rp 50 triliun ini bisa untuk bangun 1 bandara di Jakarta.

"Jika kita menghabiskan uang sebesar Rp 50 triliun tersebut untuk sebuah infrastruktur atau bandara. Maka kita bisa bangun di Jakarta sudah selesai," kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam seminar Internasional di Hotel Hyatt, Nusa Dua, Bali, Kamis (12/12/2013)


Bambang menuturkan, persoalan subsidi BBM menjadi salah satu masalah yang harus segera ditangani. Banyak pemangku kepentingan yang menurut Bambang langsung protes soal anggaran subsidi tersebut.


"Kenapa kritik itu selalu datang, kita selalu coba untuk mengakomodir semua aspirasi dari pemangku kepentingan," ujarnya.


Menurut Bambang, subsidi BBM tidak hanya masalah fiskal atau anggaran negara, tapi ada persoalan politik dalam pengambilan keputusan. Tentunya, setiap suara dalam pemerintahan harus menjadi masukan.


"Untuk menyelesaikan persoalan subsidi, itu harus ada sentuhan politik dalam fiskal," terangnya.


Seperti diketahui, pada APBN Perubahan 2013 anggaran subsidi BBM dipatok sebesar Rp 200 triliun dengan volume BBM sebesar 48 juta kiloliter. Target volume diperkirakan akan tercapai, tapi untuk anggaran membengkak akibat pelemahan rupiah.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!