Omzet Freeport Dari Tambang Emas di Papua Capai Rp 38 Triliun

Jakarta -Tahun ini pendapatan PT Freeeport Indonesia dari tambang emas dan tembaganya di Papua diperkirakan mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 38 triliun. Ini di bawah perkiraan awal yang sebesar US$ 5,8 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.

Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro Soetjipto mengatakan, turunnya pendapatan tersebut karena produksi turun setelah sempat ada kecelakaan runtuhnya tambang bawah tanah, yang menyebabkan operasi tambang Freeport berhenti sementara. Selain itu, turunnya harga komoditas tambang juga menjadi penyebab pendapatan Freeport Indonesia tak capai target.


"Untuk produksi estimasi sampai akhir tahun 12% di bawah bujet (target). Hampir 2 juta ton konsentrat kira-kira," ujar Rozik di kantornya, Kuningan, Jakarta, Kamis (12/12/2013).


Pada tahun ini, Freeport diprediksi mejual sekitar 870 pound tembaga, 990 ribu ounces emas, dan 2,5 juta ounces perak.


Rozik mengatakan, saat ini pihaknya tengah berjuang untuk mendapatkan keringanan dari pemerintah, terkait larangan ekspor tambang mentah mulai tahun depan.


Freeport belum siap untuk menghentikan ekspor tambang mentah mulai tahun depan. Bila ini tetap dilakukan, maka 60% produksi tambang Freeport di Papua terancam tidak dikeruk tahun depan.


Dampaknya ada 31 ribu karyawan yang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). "Ini terdiri dari 12.000 tenaga kerja langsung Freeport, lalu 12.000 dari kontraktor-kontraktor, dan 5.000-6.000 dari kontraktor kecil. Jadi ada 31 ribu orang yang berkaitan dengan ini," ujar Rozik.


(dnl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!