Selain Australia dan Selandia Baru, RI Bisa Impor Sapi dari 63 Negara Ini

Jakarta -Ketergantungan impor ternak hidup sapi dan daging sapi beku Indonesia dari Australia dan Selandia Baru cukup tinggi. Alasannya karena Indonesia menganut sistem country based yang hanya bisa memasukan ternak hidup dan produk ternak dari negara yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

Indonesia sejatinya bisa memasukan ternak hidup dan produk ternak seperti dari Amerika Serikat dan Prancis, kedua negara itu juga masuk ke dalam country based. Memang Australia dan Selandia Baru memiliki keunggulan karena jarak yang lebih dekat dari Indonesia.


Dikutip dari World Organisation for Animal Health (OIE) setidaknya ada 66 negara (termasuk Indonesia, Australia dan Selandia Baru) yang memberlakukan aturan country based atau bebas dari PMK, 66 negara itu adalah:


Albania, Austria, Belarus, Belgia, Belize, Bosnia dan Herzegovina, Brunei, Bulgaria, Canada, Chile, Costa Rica, Croatia, Cuba, Cyprus, Republik Ceko, Denmark, Republik Dominika, El Savador, Estonia, Finlandia, Macedonia, Prancis, Jerman, Guetemala, Guyana, Haiti, Honduras, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lesotho, Lithuania, Luxemburg, Madagaskar, Malta, Mauritius, Maxico, Montenegro, Belanda, New Caledonia, Nicaragua, Norwagia, Panama, olandia, Portugal, Rumania, San Marino, Serbia, Singapura, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swiss, Swedia, Ukraina, Inggris, Amerika Serikat dan Venezuela.


Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ada alasan khusus mengapa Indonesia bergantung impor sapi hanya dari Australia dan Selandia Baru, menurutnya jarak kedua negara itu sangat dekat dengan Indonesia. Beberapa faktor diperhitungkan seperti lamanya perjalanan, pasokan sapi dan aspek kehalalan khusus untuk daging sapi beku.


"Kita impor juga dari Amerika Serikat dan negara lain asal bersertifikat halal. Tetapi yang diimpor adalah daging beku. Untuk sapi hidup selama ini dipandang tidak ekonomis mengimpor dari negara-negara lain (selain Australia dan Selandia Baru) karena biaya transportasi yang mahal dan lamanya perjalanan. Di samping itu kapasitas pasokan sapi negara lain juga terbatas," ungkap Bayu kepada detikFinance, Rabu (11/12/2013).


Sedangkan untuk zone based, antaralain India tidak masuk ke dalam daftar, yang ada hanya nama negara seperti Argentina, Bolivia, Brasil, Kolombia, Peru, dan Turki.


"Jadi memang tidak bisa impor sapi dari India, padahal pasokan dari India jumlahnya cukup banyak dan cukup ekonomis," ujar Bayu.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!