First Asia Capital: Risiko Global Meningkat Kembali

Jakarta -ekanan jual kembali mendominasi perdagangan saham kemarin. Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan tingkat bunga acuan di level 7,5% tidak mampu mendorong aksi beli pelaku pasar. IHSG ditutup melemah 59,525 poin (1,4%) di 4212,218. Asing kembali melepas saham senilai Rp.390 miliar. Koreksi IHSG tersebut terutama dipicu faktor eksternal terkait ketidakpastian jadwal pengurangan stimulus The Fed (QE3) menjelang pertemuan pekan mendatang. Pengurangan stimulus The Fed diperkirakan akan lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini menyusul pemulihan ekonomi AS yang terus berlanjut.

Tadi malam data penjualan ritel AS November naik 0,7% di atas ekspektasi sebesar 0,6%. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi AS 3Q13 tumbuh 3,6% di atas estimasi 3% dan angka pengangguran November turun menjadi 7% dari perkiraan 7,2%. Meningkatnya kekhawatiran pengurangan stimulus The Fed (tapering) telah menekan pasar saham global dan menguatnya dolar AS. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street kembali terkoreksi masing-masing 0,66% dan 0,38% ditutup di 15739,43 dan 1775,50. Penguatan dolar AS kembali menekan harga komoditas emas yang merosot 2,56% di USD1225/t.oz.


Meningkatnya resiko pasar global diperkirakan akan kembali menekan pergerakan IHSG pada perdagangan akhir pekan ini. IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 4160 dan resisten di 4240. Penguatan dolar akan kembali berpeluang menekan pergerakan saham sektoral yang sensitif interest rate.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!