Kapan Freeport Bisa Berhenti Ekspor Tambang Mentah? Ini Jawaban Dirut

Jakarta -PT Freeport Indonesia menyatakan belum siap untuk menyetop ekspor tambang mentahnya mulai tahun depan. Saat ini baru 40% hasil tambangnya yang bisa diserap oleh domestik, sisanya masih ekspor mentah.

Menurut Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro Soetjipto, saat ini smelter di Gresik saja yang bisa menyerap 40% dari hasil tambang Freeport di Papua. "Kami saat ini masih melakukan studi untuk pembangunan smelter lagi, agar tidak lagi mengekspor konsentrat," kata Rozik di kantornya, Kuningan, Jakarta, Kamis (12/12/2013).


Saat ini, Freeport sudah berbicara dengan 3 pihak, di antaranya Indosmelt dan PT Indovasi Mineral Indonesia untuk bekerjasama membangun smelter baru. Namun masih dalam pembicaraan, sehingga pembangunan smelter masih belum bisa cepat terealisasi.


Selain itu, Freeport dengan sejumlah perusahaan tambang besar di Indonsia juga membuat kajian bersama soal keekonomian pembangunan smelter di Indonesia.


Freeport menolak bila dikatakan mengekspor tambang atau mineral mentah, karena itu meminta pemerintah sabar terkait penghentian ekspor tambang mentah yang juga dikenakan kepada Freeport.


"Kami ini bukan termasuk yang namanya bijih mentah, kita telah olah jadi sekian puluh kali kadarnya, dan bahkan untuk tembaga, nilainya sudah mendekati logamnya. Selain itu, saat ini belum ada signifikansi penerapan hilirisasi tambang karena kami saja hanya 40% produksi yang terserap di dalam negeri. Jadi tidak perlu terburu-buru dan aturan ini jangan digeneralisasi," tutur Rozik.


Meski Komisi VII dan Kementerian ESDM telah sepakat untuk melarang tambang mentah mulai 2014 tanpa pengecualian, Rozik mengatakan, Freeport akan terus berusaha meminta pengecualian.


(dnl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!