Brankas Singapura, Penitipan Batangan Emas Jerman

Jakarta -Selain freeport di Jenewa dan Beijing, ada juga freeport di Singapura. Letaknya tak jauh dari bandar udara Changi. Freeport yang dibangun oleh freeport Swiss ini dibuka pada 2010,

Bangunannya memiliki luas total 25 ribu meter persegi. Sebanyak 40 persen 'dikuasai' oleh Layanan Penyimpanan Karya Seni Rupa dari rumah lelang Christie.


Pada saat pembukaan, Menteri Senior Perdagangan & Industri dan Pendidikan, S. Iswaran, menyatakan bahwa posisi geografis Singapura yang strategis telah membuat negeri itu cocok sebagai lokasi perdagangan karya seni dan benda-benda koleksi.


Freeport di Singapura ini telah menjadi tempat penyimpanan berbagai macam harta bernilai. Di antaranya barang-barang seni, perhiasan, jam tangan mewah, berlian, logam mulia, mobil antik, karpet mahal, anggur, sampai cerutu.


Freeport ini menyediakan akses khusus ke bandar udara Changi. Selain memudahkan saat hendak ditransportasikan, pemilik yang berasal dari luar negeri juga tak sulit untuk mengakses barang milik mereka yang 'dititipkan' di sana.


Jelas, pelayanan dan penyimpanan di freeport bebas dari pungutan pajak. Termasuk jika barang simpanan para kolektor benda seni hendak dipamerkan di museum atau tempat pameran. Begitu pun saat barang dilelang atau diperjualbelikan di dalam kolasi freeport.


Sebagai sebuah brankas, freeport di Singapura dilengkapi fitur keamanan yang canggih. Strukturnya mampu memerangkap temperatur dan kelembaban yang sesuai untuk menjaga barang tetap awet.


Rumah lelang Christie adalah pelanggan utama freeport ini. Selain itu, Deutschebank juga punya ruang penyimpanan di sana untuk mengamankan 200 metrik ton batangan emas miliknya.


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!