Investor Semen Antre Garap Perbukitan Kapur 'Perawan' di Kaltim

Jakarta -Kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi tambang yang bisa memenuhi kebutuhan mineral gamping untuk industri semen.

Di sisi lain, karst memiliki fungsi lain bagi ekosistem, benturan kepentingan pun tidak terhindarkan. Kawasan Sangkulirang-Mangkalihat memiliki spesies endemis seperti kecoa raksasa dan banyak lainnya.


"Sudah ada beberapa investor pabrik semen yang berminat dan sudah kita arahkan. Sudah dipetakan kawasan mana yang boleh ditambang dan yang tidak," kata Ir Syahrir, Kasubdit Pengendalian Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kaltim kepada detikFinance, pekan lalu.


Cadangan mineral gamping di Indonesia, khususnya di Kalimantan cukup besar. Laporan inventarisasi batu gamping dan karst Kalimantan yang disusun Pindi Setiawan, peneliti karst dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan angka 8,2 miliar ton cadangan gamping di seluruh Kalimantan, atau sekitar 74 miliar m3 bila dinyatakan dalam volume.


Di seluruh Indonesia, kawasan karst tercatat seluas 154.000 km2. Jika diasumsikan ketebalan memiliki rata-rata 100 m dan berat jenis 2,5 gram/cm3, maka diperkirakan ada 38,5 triliun ton cadangan mineral gamping yang tersedia di seluruh penjuru Nusantara.


Bagi industri, potensi ini tentu sangat menggiurkan. Eko Haryono, pakar hidrologi karst dari Universitas Gadjah Mada membenarkan bahwa kebutuhan akan mineral gamping saat ini cukup besar.


"Kebutuhan gamping untuk semen mengalami defisit 10 persen. Itu belum termasuk untuk industri lain, seperti peleburan baja. Artinya memang ada kebutuhan dan kalau tidak diatur bisa terjadi benturan kepentingan," kata Eko saat dihubungi.Next


(up/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!