Perusahaan Batu Bara Kumpul di Bali, Curhat Untung Turun Karena Harga Anjlok

Nusa Dua -Para perusahaan tambang batu bara melakukan pertemuan rutinnya tiap tahun di Coaltrans Conferences. Salah satu agendanya membahas masih anjloknya harga batu bara dunia saat ini.

Managing Director Coaltrans Henry Hely Hutchinson mengatakan, harga batu bara sudah sekian lama anjlok dan perlu dilakukan koreksi.


"Harga yang turun ini disebabkan karena dampak krisis ekonomi global 2010 yang masih terasa sampai saat ini, kemudian cuaca dingin di Eropa yang menurunkan permintaan batu bara, dan akibat tingginya produksi yang menyumbang turunnya harga batu bara," ucap Henry dalam sambutannya di pembukaan Coaltrans Conferences 2014, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin (2/6/2014).


Henry menambahkan, di tengah harga batu bara yang turun, produksi batu bara Indonesia tetap tinggi awal tahun ini.


"Produksi batu bara di Indonesia dari periode Januari-April 2014 justru naik 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, produksi totalnya sebanyak 147.000 ton," ungkapnya.


Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, R. Sukhyar heran, peningkatan produksi batu bara di tengah harga batu bara yang masih berkisar US$ 74 per ton.


"Mungkin karena ingin menjaga cash flow perusahaan saja, kita juga tidak ingin di tengah harga yang rendah eksploitasi besar-besaran terjadi, digaruk banyak sekali dan diekspor ke luar negeri, pemerintah akan atasi itu dengan melakukan pembatasan produksi, tahun depan aturan ini efektif berlaku," tutup Sukhyar.


Dalam Coaltrans Conferences 2014 ini, ratusan perusahaan tambang batu bara baik dari luar negeri maupun dalam negeri hadir, di antaranya, Banpu, TanioCoal, Dragon Energi, Bukit Asam, Adaro, dan lainnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!