Mendag Lutfi: Permintaan Energi di Negara Demokrasi Sangat Tinggi

Jakarta -Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan permintaan energi seperti minyak, gas, dan listrik di negara-negara demokrasi sangat besar. Hal inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mencukupi kebutuhan energi masyarakatnya.

"Permintaan energi seperti minyak, gas dan listrik di negara demokrasi sangat besar. Inilah yang menjadi tekanan dan tanggung jawab yang cukup besar bagi institusi di negara tersebut," kata Lutfi saat berdiskusi soal energi di Gedung Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (5/06/2014).


Lutfi mencontohkan di Amerika Serikat. Ketika Barack Obama terpilih menjadi presiden, dia harus berkomitmen kepada 58 juta orang yang memilihnya.


Hal yang serupa juga terjadi di Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. "Pak SBY saat menjadi presiden pada 2009 harus berkomitmen kepada 73 juta orang yang memilihnya," kata Lutfi.


Komitmen para presiden di negara-negara demokrasi, lanjut Lutfi, adalah mencukupi setiap kebutuhan rakyatnya termasuk energi. Inilah yang menyebabkan permintaan energi begitu tinggi.


Untuk menekan penggunaan energi fosil, pemerintah dapat menggunakan energi atau bahan bakar tepat guna dan berkelanjutan seperti crude palm oil (CPO).


Dijelaskan Lutfi, pada 2050, populasi dunia akan meningkat menjadi 9,5 miliar jiwa. Nantinya konsumsi minyak akan meningkat 5 juta ton per tahun di mana 31% berasal dari minyak sawit. Next


(wij/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!