Ide Kubu Jokowi Soal Pemulangan 400 Pegawai RI di Petronas Menuai Kritik

Jakarta -Usulan agar PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan minyak kelas dunia maka perlu ada langkah pemulangan 400 pegawai Indonesia yang bekerja di perusahaan minyak Malaysia, Petronas menuai kritik. Gagasan ini sempat disampaikan oleh pihak kubu calon presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Menurut Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra mengatakan gagasan itu sebagai bentuk menghina para pekerja di PT Pertamina.


"Terus kalau dibawa pulang mau ngapain mereka? kerja di Pertamina? menghina pekerja Pertamina namanya itu, memangnya kita ini bodoh-bodoh semua, kita ini para profesional semua, para ahli minyak banyak di Pertamina," ucap Faisal ditemui detikFinance saat melakukan demonstrasi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2014).


Faisal menegaskan, sebagai bukti di Pertamina banyak orang yang profesional dan ahli dalam mengelola minyak dan gas bumi, yaitu dapat dibuktikan dalam penanganan pasca akuisisi Blok Offshore North West Java (ONWJ).


"Sebelumnya blok tersebut produksi tertingginya hanya 22.000 barel, ketika ditangani Pertamina blok tersebut mampu produksi hingga 40.000 barel, meningkat sementara produksi dari perusahaan lain justru turun, ini kan buktinya kita mampu dan bisa," ujarnya.


Faisal menambahkan, justru yang menjadi hambatan Pertamina menjadi besar saat ini salah satunya adalah karena regulasi.


"Harusnya blok-blok minyak yang sudah habis kontraknya, yang sudah dikuras hingga 50 tahun harusnya diserahkan saja ke Pertamina untuk dikelola kembali, ditingkatkan produksinya, bukan malah diperpanjang lagi kontraknya ke perusahaan asing," tutupnya.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!