Pasar Obligasi di Asia Timur Berkembang Pesat

Jakarta -Permintaan terhadap obligasi negara-negara berkembang Asia Timur meningkat, karena pertumbuhan ekonomi yang masih prospektif. Negara-negara ini adalah Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

"Pasar obligasi di negara-negara tersebut mulai membaik. Di Thailand mungkin agak sulit karena kondisi politik di sana. Investor sepertinya akan lebih hati-hati," kata Iwan Jaya Azis, Head of Asian Development Bank (ADB) Office of Regional Economic Integration, dalam siaran tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (5/6/2014).


Meski secara umum kondisinya membaik, tetapi Iwan mengingatkan masih ada risiko yang harus diwaspadai. Di antaranya adalah pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat (AS), perlambatan ekonomi di Tiongkok, atau langkah Bank Sentral Uni Eropa untuk mengatasi deflasi.


Pada kuartal I-2014, ADB mencatat pertumbuhan pasar obligasi Indonesia berada di tempat kedua setelah Vietnam. Pasar obligasi Indonesia tumbuh 21% dibandingkan kuartal I-2013 menjadi US$ 123 miliar.


Pertumbuhan ini utamanya didorong oleh obligasi pemerintah, yang tumbuh 23,3% menjadi US$ 104 miliar. Sementara obligasi korporasi tumbuh 10,7% menjadi Rp 19 miliar.


Ke depan, pasar obligasi di negara-negara Asia Timur diperkirakan terus meningkat karena beberapa faktor. Pertama adalah rencana Tiongkok untuk menjual obligasi senilai 15 miliar yuan di pasar Hong Kong sebagai upaya internasionalisasi mata uang. Kedua adalah rencana Tiongkok yang ingin menerbitkan obligasi syariah (sukuk).


(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!