Ini Penyebab Importir Kurangi Impor Sapi dari Australia

Jakarta -Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengakui terjadi pengurangan realisasi impor sapi hidup dari Australia pada triwulan II-2014 dibandingkan triwulan sebelumnya.

Penyebabnya realisasi impor sapi pada triwulan I sudah cukup tinggi hingga 3 kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski meningkat volume impornya, namun realisasinya relatif tak sampai 100% dari izin yang diberikan.


Pemerintah Indonesia memang membuka kran impor daging dan sapi hidup lebar-lebar sejak ditiadakannya ketentuan kuota impor.


"Pada triwulan pertama lonjakan permintaan tinggi sekali karena itu untuk hadapi Hari Raya terutama sapi bakalan perlu waktu 60-100 hari (2-3 bulan). Jadi biasalah naik-turun, naik-turun," kata Lutfi saat ditemui di Gedung Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (5/06/2014).


Pihak otoritas peternakan sapi di Australia mengungkapkan pada triwulan II-2014, importir sapi asal Indonesia mengurangi permintaan ekspor sapi hidup dari Australia sebanyak sekitar 70.000 ekor.


Menurut data Kementerian Perdagangan (Kemendag) realisasi impor sapi siap potong di triwulan I, terhitung pada tanggal 31 Maret 2014 mencapai 15.834 ekor, atau baru mencapai 60,06% dari jumlah Surat Persetujuan Impor (SPI) yang telah diterbitkan yakni 26.360 ekor kepada 16 perusahaan.


Sementara itu, untuk sapi bakalan realisasi impor hingga 30 Maret tercatat mencapai 112.045 ekor atau 86,02% dari SPI yang diterbitkan sebanyak 130.245 ekor yang diberikan kepada 35 perusahaan.Next


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!