"Renegosiasi kontrak gas Fujian terus berjalan, akhir bulan ini kira-kira sudah bisa closing," ujar Menteri ESDM Jero Wacik dalam Rapat dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (5/6/2014).
Jero optimistis pihak CNNOC (perusahaan Migas Tiongkok) menyetujui permintaan kenaikkan harga jual dalam kontrak penjualan gas, karena perubahan harga sudah pernah dilakukan pada 2006.
"Ini harga awal kan US$ 2,4/mmbtu kemudian sudah dinaikkan jadi US$ 3,34 per mmbtu di 2006, sekarang itu kita renegosiasi, mereka (CNNOC) menyetujui US$7/mmbtu. Saya mau naik lagi jadi US$ 9/mmbtu," kata Jero.
Dengan harga gas Fujian naik dari US$ 3,34 per mmbtu menjadi US$ 8 per mmbtu saja, maka negara akan mendapatkan tambahan pemasukan sebesar US$ 1,075 miliar dari ekspor gas.
"Kalau US$ 8 maka bisa mendapatkan tambahan pendapatan US$ 1,075 miliar," tutupnya.
Saat ini, harga gas Tangguh Papua di Indonesia yang diekspor ke Fujian hanya US$ 3,34 per mmbtu.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
