Kasus Penyelundupan BBM Subsidi Meningkat

Jakarta -Tim Satgas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) telah menangkap satu truk berisi BBM subsidi dan tempat penampungan gudang di Pasirgadung Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten. Kasus ini hanya sebagian kecil dari temuan-temuan upaya penyelundupan BBM bersubsidi yang berhasil ditangkap, trennya pun terus meningkat.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Satgas BPH Migas Karseno kepada detikFinance, Sabtu (7/6/2014)


"Tadi malam jam 11 kita menangkap satu truk dengan kapasitas bisa diisi 1,5 ton (1500 liter), lagi ngisi BBM subsidi jenis solar, mereka di setiap SPBU ngisi 200-300 liter, lalu kita tangkap dan kita temukan tempat penampungannya," katanya.


Karseno menjelaskan dalam kasus terbaru ini, sang penyelundup memanfaatkan truk yang di dalamnya ada tangki besar. Mereka mencoba mengelabui dengan memodifikasi kendaraan dengan menaruh asbes dan kain di atas truk.


Menurutnya kasus semacam ini kerap terjadi di seluruh Indonesia termasuk di Jabodetabek. Tahun 2012 BPH Migas menangkap 600 kasus upaya penyelundupan BBM subsidi, lalu tahun 2013 meningkat menjadi 945 kasus, tahun ini hingga April 2014 sudah ada 150 kasus.


"Memang trennya naik, setiap bulan hampir ada 50 kasus, yang nggak terungkap itu luar biasa lebih banyak. Saya perkirakan yang nggak ketangkap 3 kali lebih, jadi lebih banyak yang nggak ketangkap," katanya.


Ia mengatakan penyebab tren peningkatan upaya penyelundupan ini karena disparitas (perbedaan) harga antara BBM subsidi dan non subsidi seperti solar yang sangat tinggi, kondisi ini bisa menjadi peluang bisnis bagi orang-orang yang tak bertanggung jawab, dan pasar dari BBM subsidi selundupan sangat banyak termasuk industri, pertambangan, dan perkebunan. Selain itu, ia menduga para petugas di SPBU pura-pura tak tahu soal praktik terlarang ini.


"Berkeliling membeli BBM subsidi ke SPBU-SPBU dengan kendaraan itu modus lama, ada yang pakai truk, ada yang pakai mobil solar di sisi penuh dengan tangki dimodifikasi," katanya.


Ia menambahkan beberapa kasus misalnya di Batam, Kepulauan Riau, kendaraan taksi dipakai untuk mengisi BBM subsidi untuk tujuan menimbun.


"Konsumen BBM subsidi selundupan kalau di Jakarta itu konsumennya industri seperti alat berat, kalau di daerah itu konsumennya perusahaan tambang dan perkebunan," katanya.


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!