Dari 100 tenaga Anak Buah Kapal (ABK) yang diajukan kepada pemerintah lewat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) pada periode 2013-2014, hanya 12 orang yang tersedia.
"Kita minta 100 orang tenaga ABK, kami sekarang yang ada baru 12 orang," ujar Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Kesulitan yang dialami pihaknya terutama karena para ABK yang direkrut seringkali lebih memilih bekerja di kapal swasta ketimbang di kapal-kapal pemerintah termasuk Bea Cukai.
Saat ini pihaknya tengah mengupayakan langkah kerja sama dengan Direktorat Jenderal Hubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk melatih sendiri tenaga ABK lulusan D1.
"Salah satu penyelesaiannya kita berhubungan dengan Dirjen Hubla (Perhubungan Laut), pendidikan BC untuk ABK negara. Nanti ada pendidikan khusus dari Hubla," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Kiagus Ahmad Badaruddin menjelaskan, sulitnya ditjen bea cukai memperoleh ABK, utamanya terkendala pada permasalahan sistem perekrutan yang cukup sulit untuk dilalui para calon ABK.
"Sistem penerimaan kita kan ada perubahan. Ada kompetensi dasar dan pembidangan. Ini dalam koordinasi MemPAN. Di kompetensi dasar banyak yang gugur, karena ada tes wawasan dasar, intelegensi umum. ABK ini kan tidak tahu urusan manajemen dan lain-lain, tahunya hanya bisa berenang saja mereka," ujar Ki Agus.
Pihaknya tengah menjalin kembali komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian PAN-RB untuk membahas perbaikan sistem perekrutan tersebut.
"Nanti ditangani lembaga independen mumpuni, apa testnya mumpuni tidak?," tandasnya.
(hen/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
