Orang RI Biasa Pakai 3 Handphone, Jadi Boros Listrik

Jakarta -Indonesia saat ini mengalami situasi bonus demografi, di mana penduduk yang produktif lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif. Salah satu dampak dari bonus demografi ini adalah borosnya pemakaian listrik.

Faisal Basri, pengamat ekonomi Universitas Indonesia, menyebutkan 60% penduduk Indonesia saat ini berusia produktif. "Di Indonesia ada 60% penduduk produktif, 29% balita, dan sisanya lansia," katanya di kantor pusat PT PLN (Persero), Jakarta, Senin (27/10/2014).


Akibatnya, lanjut Faisal, konsumsi listrik di Indonesia sangat boros. "Dengan persentase masa produktif yang mencapai 60%, maka sudah dipastikan konsumsi listrik bertambah. Mereka bekerja, mengakses internet, banyak menggunakan listrik," katanya.


Faisal mencontohkan penggunaan telepon seluler (ponsel). Di kalangan anak muda yang masih produktif, penggunaan ponsel lebih dari 1 menjadi hal yang lumrah.


"Bayangkan saja, sekarang para kaum muda usia produktif itu mininal mereka punya handphone 3 buah. Sedangkan lansia paling mereka punya 1 buah saja," tuturnya.


Ponsel, tambah Faisal, tentu butuh sumber daya. Apalagi ketika banyak dipakai, baterai ponsel cepat habis sehingga harus terus diisi. Bahkan ada ponsel yang seperti tidak pernah lepas dari charger-nya, artinya tidak pernah lepas dari 'memakan' listrik.


"Zaman sekarang itu hidupnya butuh colokan biar handphone tetap menyala. Banyangkan 3 handphone satu orang dikali 60% dari jumlah penduduk Indonesia. Berapa banyak listrik yang digunakan untuk handphone saja? Belum kebutuhan lain yang menggunakan listrik," jelasnya.


(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!