"Ayah saya tukang pangkas, ibu saya guru ngaji. Tapi semangat untuk maju men-drive saya maju. Saya kerja di pabrik karet dua tahun. Saya punya cita-cita saya ingin menjadi Adam Malik. Dengan spirit ingin maju itu, saya berpikir di mana ada kemauan, di situ ada jalan," kenang Sofyan di depan para anggota HIPMI di sela-sela acara Munas di Trans Luxury Hotel, Bandung, Minggu (11/1/2015)
Menurutnya siapa pun seseorang harus punya keberanian untuk bermimpi dan semangat untuk menuju sukses, maka akan sukses. Selain itu, perlu ada semangat pantang menyerah dan peduli sebagai bagian dari karakter seorang pengusaha.
"Kalau tak ada mindset itu, maka semangat Anda kecil sekali," pesan Sofyan.
Menurut Sofyan, sukses ditentukan semangat dan sikap seseorang, karakter dan yang lebih penting lagi adalah membangun reputasi dan integritas diri.
"Sayang anak muda sekarang ingin cepat kaya. Anak muda sekarang itu pakai mobil merah, Anda belum pantas. Harus berkorban," katanya.
Menurutnya seserang harus berani mengorbankan hari ini untuk hari esok. Ia mencontohkan harus seseorang tak bersikap budaya kartu kredit, artinya membelanjakan hari ini dan membayarnya di hari-hari berikutnya.
"Kalau Anda masih memegang budaya kartu kredit, Anda tak akan jadi pengusaha yang sebenarnya," katanya.
Sofyan juga berpesan agar pengusaha muda menjalankan bisnis secara tuntaskan. Mengutip kitab suci, Sofyan menegaskan sebaik-sebaiknya urusan adalah menyelesaikan satu urusan secara tuntas maka setelah itu baru mengerjakan yang lainnya.
"Banyak anak muda sekarang ingin cepat kaya tidak fokus. Anda tak bisa menggarap peluang kalau Anda belum menuntaskan peluang satu. Jangan pikir kaya dalam tempo dua tahun, tidak bisa," pesannya.
(zul/hen)