Faisal Basri Ingin Segera Tamatkan Riwayat Premium, Ini Kata Pertamina

Jakarta -Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang dipimpin Faisal Basri merekomendasikan agar Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium 'dilikuidasi' dan digantikan dengan yang lebih baik. Namun, ini ternyata bukan hal yang mudah.

"Butuh waktu, karena Pertamina sedang proses peremajaan kilang-kilang dalam negeri agar kapasitasnya bertambah dan dapat mengolah bahan bakar RON 92 ke atas lebih banyak," tutur Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang kala dihubungi detikFinance, Selasa (13/1/2015).


Bambang mengatakan, bila menuruti rekomendasi yang disampaikan Faisal Basri, maka Pertamina perlu mengoperasikan kilang TPPI, di Tuban, Jawa Timur. Pertamina sempat mengoperasikan kilang TPPI, namun mendapatkan peringatan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


"KPK pernah wanti-wanti kita waktu operasikan kilang TPPI, karena ujungnya bisa melakukan tindakan korupsi. Direksi Pertamina tentunya tidak ada yang mau masuk penjara," tegas Bambang.


Selain soal korupsi, lanjut Bambang, secara kesehatan juga ada risiko. Untuk 'menamatkan riwayat' Premium dalam jangka pendek, harus mencampur MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether, C5H11O) ke Pertamax Off sehingga menjadi RON 92. Ini justru berbahaya karena mengancam kesehatan.


"Pernah dengar Premix? Dulu pernah ada bensin Premix. Ini campurannya MTBE. Ingat kenapa Premix dihentikan penjualannya? Karena berbahaya. Ada zat dari hasil pembakaran Premix menyerap ke kulit dan bisa menimbulkan kanker dan menimbulkan karat pada mesin. Ini MTBE mau dimunculkan lagi, apa nggak ingat kejadian dulu?" jelas Bambang.


Ia menegaskan, jika pemerintah memang benar-benar menginginkan agar tidak ada lagi Premium di Indonesia, pilihannya adalah mengimpor langsung BBM RON 92. Ini tentu butuh biaya yang tidak murah.Next


(rrd/hds)