Mengutip Reuters, Senin (12/1/2015), dolar AS saat ini berada di posisi Rp 12.560. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, dolar AS masih di Rp 12.645.
Dolar AS memang tengah melemah dibanding mata uang dunia. Penyebabnya adalah data ekonomi Negeri Paman Sam yang tidak sesuai harapan.
Akhir pekan lalu, US Department of Labor merilis data penciptaan lapangan kerja baru sebanyak 252.000 pada Desember 2014. Turun dibandingkan sebulan sebelumnya yang mencapai 353.000.
Saat ini, Dollar Index (perbandingan dolar AS dengan sejumlah mata uang utama) turun ke 91,788. Pekan lalu, Dollar Index sempat mencapai 92,528 yang merupakan level tertinggi dalam 9 tahun terakhir.
Terhadap yen, dolar AS melemah ke posisi 118,12 yen. Ini merupakan yang terendah sejak 6 Januari 2015. Sementara terhadap euro, dolar AS pun melemah menjadi 1,18 euro setelah sebelumnya sempat berada di 1,17 euro.
Reza Priyambada, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, mengatakan potensi penguatan lanjutan dolar AS juga tertahan dengan menguatnya laju poundsterling setelah rilis kenaikan indeks manufaktur di Inggris. Penguatan yen juga mampu menghadang keperkasaan dolar AS.
"Ini dapat dimanfaatkan rupiah untuk bergerak menguat. Rupiah diharapkan masih bisa menguat dengan adanya apresiasi mata uang hard currency lainnya untuk mengimbangi laju dolar AS," papar Reza dalam risetnya.
(hds/hen)