Pengembang kini punya berbagai cara untuk menawarkan nilai tambah dari proyek-proyek yang dikembangkannya. Bosan mengembangkan proyek di tengah kota yang lahannya pun sudah mahal, pengembang bergeser ke pinggiran kota dengan pemandangan laut.
Head of Research Savills PCI, Anton Sitorus mengatakan, tren ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Kini banyak pengembang besar memasarkan apartemen atau kondominium di tepi laut, khususnya di kawasan Jakarta Utara.
"Ada orang sukanya di tengah kota, di pinggiran, pemandangan gunung atau apa, ada juga yang view-nya laut. Jadi bermacam-macam karena beragam, masing-masing punya pangsa pasar," kata Anton kepada detikFinance, Rabu (18/2/2015).
Anton mengatakan, pada dasarnya, apartemen yang dijual dengan pemandangan laut atau yang berada di tengah kota sama. Yang membedakan adalah suasana dan lingkungan dari apartemen itu sendiri.
"Kalau view laut sudah jelas yang digembar-gemborkan oleh pengembang itu view-nya. Itu hanya feature," katanya.
Anton menyebut, pemandangan laut tidak begitu berpengaruh terhadap harga dari apartemen itu sendiri. Malah menurutnya, apartemen yang berlokasi di tengah kota lebih mahal dibanding apartemen yang berada di tepi laut.
"Tengah kota lebih mahal. Kalau pemandangan itu itu cuma feature aja. Tapi yang menentukan value dari sebuah properti itu lokasi. Terkait dengan harga tanah," tuturnya.
Sejumlah pengembang kini sudah banyak yang mengembangkan apartemen di tepi laut dengan pemandangan yang tak biasa. Bila pada umumnya pemandangan di luar jendela sebuah apartemen adalah gedung bertingkat, jalan raya, mal, atau suasana kota, kini ada juga yang menawarkan pemandangan laut.
Beberapa proyek apartemen dengan pemandangan laut antara lain GreenBay Pluit, Gold Coast, Ancol Mansion, Regata, Pluit Seaview, Borneo Bay (Balikpapan), dan sebagainya.
(zul/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
