"Dalam jumpa pers ini, selain dihadiri seluruh direksi Pertamina, juga kami hadirkan VP (Vice President) ISC Pak Daniel Purba. Sehingga bisa menjelaskan impor yang dilakukan beberapa waktu lalu, yang banyak bilang diam-diam dan tidak transparan," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
ISC adalah salah satu unit di Pertamina, yang sejak 1 Januari 2015 menggantikan kewenangan Pertamina Energy Trading (Petral) dalam pengadaan ekspor/impor minyak mentah serta BBM.
Daniel Purba mengatakan, pada April 2015, Pertamina membutuhkan impor 2 x 950.000 barel minyak mentah atau 1,9 juta barel minyak jenis medium, dan 2 x 600.000 barel minyak jenis heavy.
"Dalam pengadaan impor ini, pada 22 Januari 2015 kita sudah buka penawaran dengan mengundang 62 mitra usaha terdiri dari 20 National Oil Company (NOC), 15 produsen atau pemilik kilang minyak, dan 27 trader minyak," ungkapnya.
Dari 62 yang diundang, 29 mitra usaha tidak merespons, dan 30 mitra usaha yang menawarkan penawaran.
"Padahal kita butuh hanya dua pasokan. Ini bukti ketika kita melakukan penawaran di pasar minyak, banyak sekali yang berminat," ucapnya.Next
(rrd/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com