Laku Pandai, Tonggak Sejarah Baru Perbankan RI Setelah Tabanas Era Soeharto

Jakarta -Hari ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan dimulainya program Laku Pandai, atau bank tanpa kantor cabang (branchless banking). Program ini disebut menjadi tonggak sejarah baru perbankan di dalam negeri.

"Ini tonggak sejarah perbankan negeri, kalau kita lihat di tahun 1971, Pak Harto meluncurkan Tabanas dan Taska. Itu adalah satu tonggak sejarah perbankan negeri juga, karena hampir semua orang dan kita di sini, pertama kali punya tabungan itu adalah tabungan Tabanas 1971," tutur Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin, di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Kamis (26/3/2015).


Laku Pandai merupakan program perbankan yang menggunakan agen-agen di daerah, sebagai tempat untuk menabung, mengurus kredit, bahkan hingga urusan asuransi. Jadi bank tidak perlu membuka cabang yang biayanya lebih mahal.


Telepon genggam (handphone) menjadi sarana pengganti buku tabungan, dan sebagai alat transaksi.


Budi mengatakan, program Laku Pandai dalam 20-50 tahun ke depan akan diingat menjadi tonggak sejarah.


"Laku Pandai sendiri merupakan tonggak sejarah bagi Bank Mandiri, karena Bank Mandiri sejak berdiri sampai sekarang nasabahnya baru 14 jutaan. Kita berharap dengan adanya kesempatan yang diberikan oleh OJK, kita bisa menembus 50 juta atau 100 juta nasabah dalam waktu singkat," jelas Budi.


Apalagi, saat ini ada lebih dari 200 juta rakyat Indonesia yang memiliki telepon genggam. Ini menjadi kesempatan bagi bank untuk melakukan penetrasi, menjamah masyarakat yang belum tersentuh sistem perbankan di Indonesia.Next


(dnl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com