Ia tidak menyangka bisa dipercaya menduduki posisi Sekper karena saat awal-awal bekerja dan melihat jenjang karir di KAI (dahulu PJKA), bayangannya hanya bisa menduduki posisi manajer di level daerah atau Daerah Operasi (DAOP).
"Saya dulu didinaskan di bagian operasi. Salah satu tugas bagian operasi selain melayani perjalanan KA, yakni menjaga perlintasan sebidang di dalam sinyal masuk yang ada di stasiun," cerita Sugeng kepada detikFinance di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin (23/3/2015).
Setelah menjadi penjaga palang pintu pada 1981, Sugeng berpindah posisi sebagai juru langsir alias tukang parkir kereta. Karir penjaga pintu perlintasan dan parkir kereta merupakan posisi paling bawah di perseroan.
"Itu menurut saya petugas perlintasan itu petugas yang paling bawah karena nggak ada bawahannya," sebutnya.
Karirnya berjalan lambat karena posisi berputar di daerah. Ia pernah menjadi wakil kepala stasiun. Hingga akhirnya harapan datang ketika Ignasius Jonan dipercaya dipercaya menjadi Direktur Utama KAI pada 2009.
"Saya juga sekarang heran, kok bisa jadi Sekper. Karena dulu saya menduga atau sudah mapping saya paling mentok manajer di daerah operasi. Faktanya saya bisa jadi manajer, senior manajer, VP, Kadaop, Deputi Kadaop, sampai sekarang jadi Sekper," terangnya.Next
(feb/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
