Beli Listrik dari PLTU Rekin di Mamuju, PLN Hemat Rp 130 Miliar/Tahun

Jakarta - PT Rekayasa Industri (Rekin) akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Mamuju dengan kapasitas pembangkit 2 x 25 megawatt (MW) yang akan disalurkan ke masyarakat sekitar Sulawesi Selatan dan Barat melalui jaringan transmisi 150 kV.

"PLTU Mamuju adalah proyek pembangunan 2x25 MW berbahan bakar batubara. Listrik yang dihasilkan PLTU Mamuju akan dijual ke PLN dan akan disalurkan ke Kota Mamuju yang disambung dengan sistem jaringan melalui transmisi line 150 kV pada tahun 2015," kata Direktur Utama Rekin Ali Suharsono di Kantor PLN pusat, Rabu (27/2/2013).


Dikatakan Ali, PLTU Mamuju ini akan mendapatkan pasokan batubara dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.


"Pasokan batubara dari Kalimantan Selatan dan Timur, nantinya PLN akan membeli listrik secara Take Of Pay dengan Availability Factor minimum 80%," ucap Ali.


Ditambahkan Direktur Utama PLN Nur Pamudji, harga jual tenaga listrik PLTU Mamuju adalah sebesar 9,1091 sen per kWh yang berlaku saat beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD).


"Kita beli listriknya 9,1091 sen per kWh. Konstruksi PLTU Mamuju diperkirakan memakan waktu 30 bulan dan dijadwalkan akan mulai beroperasi secara komersial pada 2016," ujar Nur.


Ditambahkan Nur, pembangkit ini akan memasok listrik ke sistem Sulawesi Selatan, Barat, dan Tennggara sebesar kurang lebih 219 GWh per tahun.


"Dengan beroperasinya PLTU ini diharapkan akan menurunkan biaya pokok penyediaan di Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara yang saat ini mencapai Rp 1.483 per kWh atau menghemat biaya Rp 130 miliar per tahun," tukas Nur.


"Pembangunan PLTU Mamuju ini memakan biaya investasi sekitar US$ 100 juta (Rp 950 miliar)," tandas Direktur Utama PT Rekind Daya Mamuju Harry Fardiman.


(rrd/dnl)