Bos Len Tunggu Kepastian Pemerintah Soal Merger dengan INTI

Jakarta - Direktur Utama PT LEN Industri (Persero) Abraham Mose menanggapi positif rencana peleburan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermarkas di Bandung, LEN Industri dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). Ia menilai hal itu akan memperbesar pangsa pasar serta menumbuhkan industri telekomunikasi dalam negeri.

Rencana merger tersebut, saat ini disebut Abraham masih dalam tahap kajian dan diharapkan akan ada keputusan pada April mendatang. Hal itu diungkapkan Abraham usai menjadi pembicara dalam acara seminar 'Inclusive Microfinance: Its Contribution to the New Paradigm of the Integrated Microfinance Management for Proverty Reduction in Indonesia' di Aula Program Magister Manajemen (MM) Unpad, Jalan Dipatiukur, Jumat (8/3/2013).


"Merger adalah konsep dari pemerintah. Kami dari LEN berpikir, itu harus ditanggapi positif karena kita perlu mengembangkan bisnis telekomunikasi dan ICT. Kita tidak akan bisa besar kalau kita ada dua BUMN yang punya pola bisnis yang sama. Meskipun sebenarnya bisnis PT LEN tidak seluruhnya beririsan dengan PT INTI," ujar Abraham.


Ia menyebut, bisnis yang dimiliki LEN namun tak dipunya INTI di antaranya di sektor transportasi berupa railways, pabrik energi terbarukan (renewable energy), broadcasting sistem dan lainnya.


"Yang ada di PT LEN dan ada di PT Inti adalah telekomunikasi, dan itu tidak besar di PT LEN," katanya.


Saat ini, sebut Abraham, peleburan LEN dan INTI tersebut sedang dikaji dalam sebulan ini dan diperkirakan ada hasilnya pada April mendatang.


"Hasilnya nanti go or no go. Baik itu apakah akan dimerger, konsolidasi atau akuisisi. Itu adalah kewenangan dari pemegang saham, yaitu pemerintah," tutur Abraham.


Ia menjelaskan, saat ini INTI tengah dalam proses privatisasi sedang menawarkan strategic sale. "Kita pun mau melakukan strategic sale dengan PT INTI khusus bisnis telekomunikasi," jelasnya.


Menurutnya, rencana merger ini akan memberikan keuntungan dalam hal memperluas pasar dan menumbuhkan industri telekomunikasi.


"Sebab pemikiran kita ke depan, kalau kita melakukan konsolidasi, maka kita akan lebih besar, pasar kita akan lebih luas dan tentu industri tumbuh. Jadi (merger) ini no problem, bagus itu pemikiran maju ke depan," tutup Abraham.


(tya/ang)